Daftar Blog Saya

Powered By Blogger

Minggu, 01 Januari 2012

MINYAK SEREH DAPUR / LEMONGRASS OIL

Pernah mendengar sereh dapur? Membaca namanya, sudah semestinya benda yang satu ini akan sering kita jumpai di dapur. Ibu-ibu sangat familiar dengannya sebagai bumbu dapur seperti lengkuas, daun salam, jahe, kunyit, dll. Bagian tanaman yang digunakan sebagai bumbu dapur adalah pangkal tangkainya, Jika pernah sarapan nasi uduk, pasti akanjelas tercium aroma sereh dapur yang khas sebagai bumbu campurannya.

Karena beraroma seperti lemon, sereh dapur sering disebut lemongrass (rumput lemon)Menurut ilmu taksonomi, bumbu dapur yang sering terdapat dalam opor ayam ini termasuk dalam famili gramineae (rumput-rumputan)dan genus Cymbopogon. Sereh dapur merupakan tanaman tahunan (perennial) dan stolonifera (berbatang semu). Berdaun memanjang seperti pita, makin ke ujung main meruncing dan berwarna hijau, sebagaimana layaknya famili rumput-rumputan yang lain seperti ilalangdan padi. Panjang daunnya berkisar 0,6 – 1,2 m yang tersusun pada stolon. Rumput ini tidak berbunga dan tidak menghasilkan biji meskipun dibiarkan tidak dipangkas dalam kondisi dan waktu tertentu.

Jenis-Jenis Sereh Dapur
Sebelum membicarakan sereh dapur, ada baiknya jika membahas macam-macam sereh. Secara umum, sereh dibagi menjadi 2 jenis, yaitu sereh dapur (lemongrass) dan sereh wangi (sitronella). Keduanya memiliki aroma yang berbeda. Minyak sereh yang selama ini dikenal di Indonesia merupakan minyak sereh wangi (citronella oil) yang biasanya terdapat dalam komposisi minyak tawon dan minyak gandapura.

Minyak sereh wangi telah dikembangkan di Indonesia dan minyak atsirinya sudah diproduksi secara komersial dan termasuk komoditas ekspor. Sedangkan minyak sereh dapur (lemongrass oil) belum pernah diusahakan secara komersial. Dari segi komposisi kimianya, keduanya memiliki komponen utama yang berbeda. Sereh wangi kandungan utamanya adalah citronella, sedangkan sereh dapur adalah sitral.

Sereh dapur terbagi menjadi 2 varitas, yaitu sereh flexuosus(Cymbopogon flexuosus) dan sereh citratus (Cymbopogon citratus). Dalam dunia perdagangan minyak atsiri, minyak sereh flexuosus disebut sebagai East Indian lemongrass oil (minyak sereh dapur India Timur). Sedangkan sereh citratus dikenal dengan West Indian lemongrass oil (minyak sereh dapur India Barat). Keduanya dapat tumbuh subur di Indonesia meskipun yang terbanyak adalah jenis West Indian. Perbedaan yang sangat jelas dari keduanya terletak pada sifat-sifat minyakatsiri yang dihasilkan. Minyak sereh India Timur lebih berharga dari pada India Barat, terutama karena kandungan sitralnya yang lebih tinggi.

Syarat Tumbuh dan Budidaya
Sereh dapur tumbuh liar di daerah-daerah tropis sepertiIndonesia, Malaysia, Vietnam, India, Amerika Tengah, sebagian Amerika Selatan dan Afrika. Meskipun dapat juga tumbuh pada iklim dingin namun produktivitasnya akan menurun. Sereh dapur lebih menyukai daerah dengan limpahan cahaya matahari yang besar, curah hujan tidak terlalu berlimpah (min 1500 mm/tahun), serta ketinggian sampai 1000 m dpl (paling baik 100-400 m). Cuaca yang panas dan sinar matahari akan merangsang pembentukan minyak dalam tanaman. Di daerah yang curah hujannya melimpah, sereh dapat dipanen lebih sering dibandingkan dengan daerah kering, namun minyak yang dihasilkan berkadar sitral lebih rendah.

Tanaman ini tumbuh baik pada tanah yang berdrainase baik, bertekstur ringan, lempung berpasir, sampai pasir berdebu. Namun hasilnya kurang pada tanah bertekstur berat, keras, dan dapat menahan air. Tanaman yang dibudidayakan di atas tanah yang baik dapat meningkatkan rendemen minyak serta kandungan sitralnya lebih tinggi. Sereh dapur masih belum banyak dibudidayakan di Indonesia, karena sebagian besar digunakan untuk kebutuhan sehari-hari sebagai campuran makanan/rempah-rempah. Padahal sereh dapur termasuk jenis tanaman yang mudah dalam hal budidaya dan perawatan. Hama dan penyakit yang menyerang tanaman ini boleh dikatakan tidak ada. Begitu pula minyak atsirinya lebih bernilai dibandingkan minyak sereh wangi.

Perkembangbiakan dilakukan dengan sistem bonggol akar pada batang semu (stool). Batang semu yang telah dewasa (minimal terdiri 10 pelepah daun) digunakan sebagai bibit. Satu rumpun sereh dapur yang telah dewasa yang berumur lebih dari 1 tahun dapat menghasilkan bibit di atas 50 batang. Tanaman sereh yang telah dewasa dicabut dan akarnya dipotong seperlunya. Daun dan batang semu dipangkas hingga keseluruhan bibit mencapai panjang kurang lebih 20 - 30 cm.

Persiapan lahan dilakukan dengan pencangkulan dan pemberian pupuk kompos agar produktivitas daun segar yang dihasilkan mencapai maksimal. Untuk penghematan, pupuk kompos ini dapat diperoleh dari ampas daun sisa penyulingan. Lebih bagus lagi apabila dibuat bedengan- bedengan. Pada lahan yang telah diolah, bibit sereh ditanam pada jarak 75 cm x 75 cm pada lubang tanam yang dibuat menggunakan linggisdengan kedalaman 10 – 15 cm . Lubang tanam harus benar-benar tertutuprapat dengan tanah agar pertumbuhan sistem akar cukup baik. Penamananhendaknya dilakukan pada awal musim hujan untuk merangsangpertumbuhan sehingga lebih cepat dipanen untuk pertama kali. Bagianbibit yang muncul di permukaan tanah kira-kira memiliki panjang 10 –15 cm.

Jika tanaman tumbuh baik, sereh dapur dapat dipanen untuk pertamakali setelah berumur 6 bulan atau panjang daun telah mencapai sekitar1 m. Pemanenan dilakukan dengan cara memangkas batang semu yangtersusun oleh pelepah-pelepah daun. Pemangkasan dapat dilakukandengan sabit atau ani-ani. Ketinggian tanaman dari permukaan tanahdipertahankan 15 – 20 cm. Satu rumpun tanaman dapat menghasilkan daunbasah 1 - 2 kg.

Setelah panen pertama, rumpun akan tumbuh kembali dengan cepat dandapat dipanen kembali setelah 3 – 4 bulan tergantung perawatan daniklim daerah tanam. Masa produktif tanaman sereh dapur adalah 4 – 5tahun. Semakin lama, produktivitas daun basah yang dihasilkan semakinsedikit. Dalam 1 ha lahan dapat dihasilkan daun sereh dapur segar 60 –120 ton/tahun
(4 kali panen).

Hasil penelitian mengatakan bahwa penambahan pupuk buatan setelahmasa panen dapat menambah produktivitas tanaman. Pemberian pupuk N(urea) berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan. Sedangkan pupuk K(KCl) berpengaruh terhadap tinggi tanaman. Sehingga penambahancampuran urea dan KCl dapat meningkatkan hasil panenan.

Penyulingan dan Penanganan Minyak Sereh Dapur
Setelah panen, daun sereh hendaknya langsung disuling untuk menghindari kehilangan minyak karena penguapan. Daun sereh dirajang dahulu sampai panjangnya menjadi sekitar 10 – 15 cm dan secepatnya dimasukkan ke dalam ketel suling. Perajangan ini berfungsi untuk memperbesar bulk density bahan, sehingga secara kuantitas dapat dimasukkan lebih banyak bahan ke dalam ketel suling. Perajangan ini berpengaruh terhadap rendemen minyak yang dihasilkan karena pada saat proses perajangan terdapat sejumlah kecil minyak yang menguap ke udara bebas. Ketel suling bervolume 3000 liter mampu menampung bahan olah 800 – 1000 kg daun rajangan.

Penyulingan dilakukan baik dengan penyulingan uap-air (1 atm)atau penyulingan uap pada tekanan sedikit di atas 1 atm. Waktu penyulingan antara 1 – 3 jam, tergantung pada jumlah uap dan jumlah bahan yang diolah. Rendemen minyak bervariasi antara 0.2 – 0.4% basis basah. Pengalaman penulis yang melakukan percobaan analisis kadar minyak sereh dapur menggunakan metoda Claevenger diperoleh rendemen0.26 – 0.37%. Rendemen minyak pada sereh dapur terutama dipengaruhi oleh:

1. Tingkat kesegaran bahan olah. Semakin segar bahan olah, semakin tinggi rendemennya. Bahan yang kering/layu kemungkinan telah terjadi penguapan sejumlah kecil minyak ke udara bebas.
2. Kualitas bahan olah. Bahan olah yang mengandung banyak batang semu dibandingkan daunnya akan menghasilkan rendemen minyak yang kecil. Minyak atsiri banyak terdapat dalam daun, sedangkan tangkai/batangnya sedikit menghasilkan minyak padahal kehadiran batang pada bahan olah berkontribusi besar terhadap berat bahan olah.
3. Jenis sereh dapur. Sereh flexuosus (East Indian) menghasilkan rendemen minyak yang lebih baik daripada sereh citratus (West Indian)
4. Perlakuan awal bahan olah. Perajangan akan menurunkan rendemen minyak namun memperbesar kapasitas penyulingan. Disarankan agar bahan yang dirajang sesegera mungkin dimasukkan ke dalam ketel suling.

Minyak sereh dapur harus disimpan dalam wadah yang terlindung dari udara dan cahaya, dan bebas dari air sebelum dimasukkan ke dalam wadah penyimpanan, Media simpan yang paling baik adalah botol-botol tertutup berwarna gelap sehingga tidak tembus cahaya. Penyimpanan minyak sereh perlu diperhatikan dengan baik karena sangat berpengaruh terhadap kualitas minyak, terutama kadar sitralnya. Apalagi untuk penyimpanan dalam jangka waktu lama yang memungkinkan terjadinya degradasi kualitas minyak, seperti terjadinya oksidasi aldehid, hidrolisa ester, polimerisasi, dan resinifikasi.

Minyak Sereh Dapur (Lemongrass Oil)
Lemongrass oil memiliki aroma khas lemon. Biang keladi aroma tersebut adalah sebuah senyawa bergugus fungsi aldehid, yakni sitral sebagai senyawa utama minyak. Minyak sereh dapur tipe East Indian memiliki kandungan sitral lebih tinggi daripada tipe West Indian. Kandungan sitral kedua tipe minyak itu antara 75 – 88%. Sedangkan standar perdagangan minyak sereh dapur adalah kadar sitralnya minimal 75%.Hal yang paling membedakan kedua tipe itu adalah kelarutan dalam alkohol 70%. Tipe East Indian larut sempurna 1 : 2 volume dalam alkohol 70%, sedangkan tipe West Indian larut pada 1 : 4 volume. Hal ini menandakan bahwa pada minyak tipe West Indian terdapat banyak kandungan terpen-terpen tak beroksigen (terutama mirsen) yang sukar larut dalam alkohol. Terpen-terpen tak beroksigen ini kurang disukai kehadirannya dalam minyak atsiri. Secara visual, warna minyak kedua tipe ini juga berbeda. Minyak East Indian berwarna kuning tua sampai coklat merah tua. Tipe West Indian berwarna kuning muda sampai coklat muda.Tabel di bawah ini menunjukkan perbandingan sifat fisika-kimia kedua jenis minyak sereh dapur.

Sifat fisik-kimia Tipe East Indian - Tipe West Indian
Berat jenis, 25oC = 0.8902 - 0.8731
Indeks bias, 25oC = 1.487 - 1.4587
Putaran optic = +0.25 - +0.2
Kelarutan dalam etanol 70% = 1 : 2 - 1 : 4
Kadar sitral = 80.2% - 76.1%

Selain sitral, minyak sereh wangi juga mengandung beberapa senyawa penyusun minyak atsiri seperti sitronellal, geraniol, mirsen, nerol, farnesol, metil heptenol, dipenten, n-desialdehid, linalool, metal heptenon, dan senyawa-senyawa lain dalam jumlah yang kecil. Minyak sereh wangi merupakan salah satu jenis minyak atsiri terpenting sebagai sumber senyawa sitral. Sitral digunakan sebagai bahan baku pembuatan senyawa-senyawa ionon. Ionon adalah golongan senyawa-senyawa aromatis sintetik yang banyak digunakan sebagai pewangi dalam berbagai macam parfum dan kosmetika. Ionon memiliki bau seperti violet yang intensif dan tahan lama. Di samping itu, sitral sangat penting sebagai bahan baku pada sintesa Vitamin A. Selain kedua penggunaan di atas, minyak sereh dapur juga digunakan secara meluas untuk pewangi sabun, detergen, pembersih lantai, aerosol, dan aneka jenis produk teknis lainnya. Dalam jumlah yang kecil digunakan pada industri makanan dan minuman seperti anggur, saus, permen, rempah, dan lainnya. Sebagai bahan yang digunakan di bagian luar, digunakan untuk keperluan obat sakit kepala, sakit gigi, ramuan air mandi.

Produksi dan Perdagangan
Telah dijelaskan di atas bahwa minyak sereh dapur belum diusahakan secara komersial di Indonesia. Berlawanan dengan minyak sereh wangi yang telah berkembang di Indonesia. Negara penghasil minyak sereh dapur tipe East Indian yang utama adalah India, RRC, Sri Lanka, dan Brasil. Sedangkan tipe West Indian adalah Guatemala dan India. Kebutuhan dunia akan minyak sereh dapur pada tahun 1990 berkisar antara 800 – 1300 ton/tahun. Tahun 2000 permintaan minyak sereh dapur dunia meningkat menjadi 2000 kg/tahun. Harga pasaran internasional minyak sereh dapur saat ini adalah 11 US$/kg. Harga minyak tipe East Indian sedikit lebih tinggi daripada tipe West Indian. Semakin tinggi kandungan sitralnya, maka harga minyak menjadi lebih tinggi.

Sebuah perkebunan sereh dapur yang dikelola dengan baik akan menghasilkan rata-rata sekitar 80-100 ton daun basah/tahun. Jika rendemen rata-rata 0.3%, maka setiap ha lahan akan menghasilkan 240 –300 kg minyak/tahun.

Bahan Renungan
Minyak atsiri yang diperdagangkan di dunia berjumlah sekitar 70 - 80 jenis. Namun Indonesia baru bisa memasok 12 jenis saja dan itupun tidak semuanya rutin. Padahal sebagian besar jenis minyak atsiri tersebut dapat dikembangkan dan dibudidayakan di Indonesia. Bahkan sudah ada di Indonesia sejak zaman dahulu hanya belum diusahakan secara komersial, seperti halnya kasus sereh dapur ini.

Keterlambatan Indonesia dalam memantau perkembangan dan mendivesifikasi komoditas minyak atsiri secara tidak langsung merugikan kompetensi Indonesia sendiri sebagai salah satu negara produsen minyak atsiri. Diversifikasi jenis minyak atsiri merupakan salah satu langkah dalam menaikkan posisi tawar Indonesia dalam dunia perdagangan minyak atsiri.

-ferry-
(Disarikan dari berbagai diskusi dan pustaka)

Pustaka
1. Guenter, Ernest, 1948. The Essential Oil Vol. 4 (Minyak Atsiri, terjemahan Ketaren, pokok bahasan Sereh Dapur). UI Press,Jakarta.
2. Hobir, Emmyzar, 2002, Perkembangan Teknologi Produksi Minyak Atsiri Indonesia. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor.
3. Mansur, M, IM Tasma, OU Suryana, 1992, Sereh Dapur. Edisi Khusus Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Vol. VIII No. 2, Balitro,Bogor.
4. Ma'mun, N Nurdjanah, 1993, Pengaruh Perajangan dan Lama Pelayuan terhadap Rendemen dan Mutu Minyak Sereh Dapur. Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Vol. VIII, No. 1, Balitro, Bogor.
5. Rosman, R, H Muhammad, R Suryadi, Emmyzar, Rachman, 1994, Pengaruh Pupuk N, P. dan K terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sereh Dapur di Tanah Latosol Citayam. Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Vol. IX, No. 2, Balitro, Bogor.
6. Rosman, R, Emmyzar, 1991, Budidaya dan Peluang Pengembangan Lemongrass. Prosiding Pengembangan Tanaman Atsiri Sumatra.
7. Rusli, S, N Nurdjanah, Soediarto, D Sitepu, S Ardi, DT Sitorus, 1985, Penelitian dan Pengembangan Minyak Atsiri Indonesia. Edisi Khusus Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Vol. I No. 2, Balitro, Bogor.

1 komentar: